20 July 2020

FILOSOFI DAN SEJARAH KUE KLEPON

FILOSOFI DAN SEJARAH KUE KLEPON

by google


Hai hai hai semua.. 
Belom lama ini dunia maya sempet heboh mengenai jalanan pasar yang satu ini nih.. Yak.. Klepon namanya. Kalian tau apa itu Klepon? Jadi gini, dilansir dari buku berjudul 'Belajar dari Makanan Khas Jawa' karya Dawud Achroni terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa hal. 33 dikatakan bahwa Klepon adalah makanan tradisional yang termasuk dalam kelompok jajanan pasar. Kue klepon terbuat dari tepung beras ketan yang dibentuk menjadi bola-bola kecil. Di dalam kue ini diisi gula merah yang akan lumer di mulut saat Anda gigit.

Biasanya klepon dijajakan dengan getuk atau juga dengan kue putu. Warna klepon biasanya hijau dan putih. Warna hijau didapat dari bahan pewarna alami, misalnya dari daun suji atau daun pandan. Nh, untuk warna putihnya dari parutan kelapa nan gurih.

Selain rasanya yang lezat, jajanan pasar ini ternyata memiliki nilai-nilai kebaikan yang dapat dipelajari untuk kehidupan kita di dunia lhoo... Apa Filosofi dari kue Klepon ini? Yakk lanjut, berikut ulasannya:

1. Bahan sedikit dan mudah dicari melambangkan kesederhanaan
Yukk, klepon itu lambang kesederhanaan, itu bisa dilihat dari bahan-bahan yang digunakan, sedikit dan mudah ditemukan. Nilai kesederhaan dari klepon juga bisa diambil dari cara membuatnya yang sangat mudah.

Sederhana adalah sifat terpuji. Hidup sederhana akan memberikan kedamaian dan kebahagiaan. Dengan menjalani hidup secara sederhana, seseorang tidak akan menghamburkan hartanya secara berlebihan dan sia-sia. Orang yang memiliki sifat sederhana akan memilih menggunakan harta bendanya untuk membantu sesama.

Kesederhanaan juga akan menjauhkan seseorang dari melakukan tindakan-tindakan tidak baik, seperti mengambil hak orang lain, tidak peduli lagi halal atau haram dan bekerja dengan tidak jujur.

2. Gula di dalam klepon menandakan kebaikan hati
Lebih lanjut, rasa manis dari kue klepon tersembunyi di bagian dalam. Rasa manis ini berasal dari gula aren. Rasa manis baru dapat dirasakan setelah orang memakan bagian luar klepon yang dibuat dari tepung beras ketan.

Hal ini melambangkan pentingnya manusia memiliki kebaikan hati. Walaupun tidak terlihat dari luar, kebaikan hati dapat dirasakan. Gula membuat klepon terasa manis dan tidak hambar. Kebaikan hati seseorang akan membuatnya dicintai Tuhan dan sesama manusia.

3. Taburan kelapa melambangkan tahapan kehidupan manusia
Klepon dibalur dengan parutan kelapa. Hal ini mengingatkan pada beberapa tahap kehidupan manusia. Kelapa dilapisi sabut atau sepet dan batok yang keras. Setelah kedua lapisan ini dikupas, masih ada lapisan lain berupa kulit ari. Kulit ari berwarna kecokelatan sampai kehitaman. Di balik kulit ari inilah baru dapat ditemukan daging buah kelapa.

Manusia harus melalui beberapa tahap untuk dapat meraih kebahagiaan. Manusia harus melewati kehidupan yang keras dan susah. Hal ini dilambangkan oleh sepet dan batok yang membungkus kelapa.

Tahap selanjutnya, manusia harus membersihkan hati. Juga berhati-hati menjalani kehidupan. Hal ini dilambangkan oleh kulit ari yang tipis. Walaupun sudah menjaga hati dan berhati-hati menjalani kehidupan, manusia belum sampai pada tujuan akhirnya. Hal ini dilambangkan dengan buah kelapa yang sudah dapat digunakan, tetapi belum sempurna fungsinya.

Untuk meraih kebahagiaan, manusia harus terus berusaha memperbaiki diri. Hal ini dilambangkan dengan kelapa yang diparut atau dihaluskan.

4. Warna hijau klepon berarti kehidupan sejati, kesejahteraan, dan kesuburan
Klepon umumnya dibuat berwarna hijau. Warna hijau melambangkan kehidupan. Jadi, manusia harus menjaga hatinya agar tetap hidup. Maksud hati yang hidup adalah hati yang baik. Dengan hati yang hidup, manusia akan selalu berusaha berbuat kebaikan dan menjauhi kejahatan. Selain itu, Klepon jg menggambarkan pulau-pulau di Indonesia yang menempati tanah-tanah yang subur dan banyak ditumbuhi pepohonan hijau.

5. Bentuk bulat melambangkan kehidupan ini yang tak terbatas
Klepon bentuknya bulat. Hal ini melambangkan bahwa hidup juga seperti bulatan. Tidak diketahui mana ujung dan pangkalnya. Manusia tidak pernah tahu kapan ia akan dilahirkan dan kapan meninggal dunia.

Bulatan klepon umumnya tidak bisa bulat sempurna. Selalu ada bagian yang tidak rata. Begitu pula dengan kehidupan manusia. Tidak ada yang sempurna dan tidak ada yang pasti. Dalam hidup manusia kadang gembira, kadang berduka. Manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi.

6. Proses pembuatan klepon bermakna hidup harus dilalui dengan kesabaran, keyakinan diri, dan ketulusan hati
Sebelum masak dan dapat dinikmati, klepon harus melalui proses perebusan lebih dahulu. Hal ini mengandung nasihat bahwa untuk meraih kesuksesan, seseorang harus mau bekerja keras. Selain itu, ia juga harus bisa menghadapi cobaan dengan sabar serta ikhlas.

Pembuatan klepon tidak sulit. Bahannya pun sederhana serta mudah didapat. Namun, membuat klepon tidak dapat dilakukan dengan sembarangan. Untuk membuat klepon yang enak dibutuhkan kemampuan untuk mencampur bahan-bahan dengan takaran yang pas.

Proses pembuatan klepon melambangkan pentingnya ketepatan, ketelitian, dan kesabaran dalam melakukan berbagai pekerjaan. Semua ini dibutuhkan untuk mencapai hasil yang baik.

"Ada banyak pelajaran berharga yang dapat kita petik dari klepon. Pelajaran tentang kesederhanaan, kebaikan hati, kerja keras, dan kesabaran. Jika ini kita miliki, kita akan menjadi manusia yang baik. Kita juga akan sukses meraih cita-cita," tulis Dawud di bukunya.

Selain dari pada itu, pelajaran moral lainnya yang ada pada klepon adalah mengajarkan kepada kita ketika makan jangan dengan mulut terbuka atau sambil berbicara.

Makna itu akan sangat terasa ketika kita memakan klepon dengan mulut yang harus tertutup dan tidak berbicara saat mengunyah. Mengapa? karena bila kita bicara saat mengunyah, isi klepon yang merupakan gula aren cair akan muncrat keluar dari mulut kita.

Sejarah klepon

Secara umum, klepon adalah jajanan pasar tradisional khas Indonesia yang terbuat dari tepung ketan, berbentuk bulat dengan warna dominan hijau. 

Dikutip dari Wikipedia, klepon atau kelepon, adalah kue beras tradisional berwarna hijau yang diisi dengan gua aren cair dan dilapisi kelapa parut. Kue klepon berasal Indonesia, namun sudah dikenal di Asia Tenggara dan umumnya ditemukan di Indonesia, Malaysia, Brunei dan Singapura

Di bagian lain Indonesia, seperti di Sulawesi, Sumatra dan di negara tetangga Malaysia, ia dikenal sebagai onde-onde atau di beberapa daerah, 'buah melaka' (buah Malaka). Namun di Jawa, onde-onde mengacu pada Jin Cina Deui, bola kue beras yang dilapisi dengan biji wijen dan diisi dengan pasta kacang hijau manis.

Meskipun populer di seluruh Asia Tenggara, klepon mungkin berasal dari Jawa. Hidangan ini juga disebut sebagai klepon di Belanda. Pada 1950-an, klepon diperkenalkan oleh imigran Indo ke Belanda dan sudah tersedia di toko-toko toko, restoran Belanda dan Cina Indonesia dan supermarket di seluruh negeri.

Di Jawa, klepon, bersama dengan getuk dan cenil, sering dimakan sebagai camilan pagi atau sore. Mereka dikategorikan sebagai kue basah, dan merupakan bagian dari jajan pasar tradisional Jawa (bahasa Jawa untuk "beli pasar" atau "kudapan pasar").

Pada bagian dalam kue klepon diisi dengan irisan gula merah, sementara bagian luarnya ditaburi kelapa parut.

Ketika dikunyah, sensasi muncrat dari gula jawa itu memberikan ciri tersendiri dari kudapan ini.

Dalam buku Indisch leven in Nederland (2006) karya J. M. Meulenhoff, di sana tertulis bahwa kue klepon sudah ada sejak tahun 1950-an.

Konon kue ini diperkenalkan pertama kali oleh seseorang asal Pasuruan, Jawa Timur. 

Saat itu, klepon jadi menu yang ditawarkan di restoran Indonesia-Belanda dan etnis Tionghoa.

dikutip dari berbagai sumber

Bagikan

Jangan lewatkan

FILOSOFI DAN SEJARAH KUE KLEPON
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Silakan berikan komentar Anda!