πMEMBUANG AMARAH DALAM HATI
•• •• •• •• ••
Alkisah ada seekor ular memasuki gudang tempat kerja tukang kayu di sore hari.
Kebiasaan si tukang kayu,
membiarkan sebagian peralatan kerjanya masih berserakan & tidak merapikannya.
Ketika ular itu berjalan kesana kemari di dalam gudang,
tanpa sengaja ia merayap di atas gergaji.
Tajamnya mata gergaji,
menyebabkan perut ular terluka,
t a p i ular beranggapan gergaji itu menyerangnya.
Ia pun membalas dgn mematuk gergaji itu ber-kali².
Serangan itu menyebabkan luka parah di bagian mulutnya.
Marah & putus asa,
ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya.
Ia pun membelit kuat gergaji itu,
maka tubuhnya terluka amat parah,
& akhirnya ia pun mati.
Kadangkala di saat kita marah,
kita ingin melukai orang lain.
T a p i sesungguhnya tanpa di sadari,
yg di lukai adalah diri kita sendiri.
Mengapa ?
K a r e n a Perkataan & Perbuatan di saat marah adalah Perkataan & Perbuatan yg biasanya akan kita sesali di kemudian hari.
Mari kita sama² belajar untuk tidak marah (atau setidaknya mampu meredakan marah) terhadap situasi buruk yg mungkin kita alami.
Kita harus MENGENDALIKAN apa yg dapat kita KENDALIKAN.
Ketika amarah atau sikap bermusuhan terjadi di sekitar kita,
kita dapat memperlihatkan hati SANG RAJA DAMAI dgn cara menanggapinya dgn Sikap Damai.
Dgn demikian,
kita akan menunjukkan Sikap JURUSELAMAT kita di tengah dunia yg di penuhi dgn sikap cepat naik darah yg semakin merebak.
KITA TAK DAPAT MENGENDALIKAN SIKAP ORANG LAIN,
T A P I KITA DAPAT MENGENDALIKAN TANGGAPAN KITA.
“Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.”
(Pengkhotbah 7:9)
Bagikan
KISAH ULAR DAN GERGAJI
4/
5
Oleh
Frederikus Mardiyanto W
Silakan berikan komentar Anda!